I'm not interested in getting married, at least for now (Beropini)
Saat gue denger kata "menikah" di early 20's ini satu hal yang gue pahamin tentang pernikahan itu sendiri ya pernikahan bisa terjadi karena sebuah pilihan. banyak orang yang ditanya setelah lo lulus kuliah, kerja, apalagi yang lo lakuin? ya menikah.. pilihan nikah ini biasanya di kasih tau setelah orang-orang diluar sana nyebutin cita-cita mereka yang notabene lulus kuliah, kerja sampe sukses, bahagiain orang tua dan setelah itu baru menikah dengan orang yang kita cintai. classic
Kalo gue mau beropini ya menurut gue menikah dan memiliki anak itu bukan pencapaian seperti yang beberapa orang diluar sana omongin, mereka menaruh "menikah" itu biasanya setelah pencapaian "sudah bekerja" sudah punya penghasilan tetap, ini itu, dan baru akan menikah sehingga secara gak langsung juga ya mereka ngasih tau orang kalo pencapaian mereka yang lainnya itu ya menikah. simple nya pencapaian dalam hidup lo itu kuliah-kerja-nikah.
Teruntuk orang-orang diluar sana yang mengatakan menikah itu sebuah pencapaian, gue gabisa ikutan setuju karena menurut gue pribadi menikah itu adalah sebuah pilihan, bukan pencapaian.
Selain itu.....
Lama-lama gue jadi takut sama pernikahan. I'm growing up dengan orang-orang
disekitar gue yang kebanyakan memiliki hubungan pernikahan yang toxic. Orang tua, orang tua sahabat dan
teman-teman gue, bahkan sampai saudara. Jangankan pernikahan, yang masih pacaran tapi punya toxic relationship disekitar gue aja, BANYAK.. beberapa kali gue dengerin cerita tentang toxic relationship teman-teman terdeket gue sampai nangis sendiri ngebayangin jadi mereka dan tentunya itu menakutkan buat gue yang lucunya malah merasa bersyukur terakhir merasakan punya hubungan atau pacaran yang sehat pas masih sekolah dan toxic relationship belum se hits itu i think pas jaman gue pacaran. Haha, i'm still so young and dumb that time dan sejak berakhirnya hubungan gue pas masa-masa sekolah sampai akhirnya gue jadi mahasiswi yang memasuki semester akhir di kuliah ini gue masih belum berani menjalani hubungan serius even cuma berkomitmen untuk pacaran sama orang baru. Mungkin banyak orang-orang diluar sana yang men-cap gue "si pemilih" atau umpatan-umpatan seperti "kebanyakan milih lo." "mau sampai kapan kaya gini" "ah emang ya si PHP, dasar Libra emang plinplan dan flirty" yap, lucu kalo udah mulai dikait-kaitin sama karakter Zodiak.
Mungkin untuk beberapa orang emang semudah itu dengan kata-kata mainstream untuk memulai suatu hubungan yaitu "jalanin aja yekan", but GEEZ.. trust me.. it's not that easy actually dengan metode jalanin aja itu. i do love the main concept of JALANIN AJA tapi lebih ke part "straight to the point" gak bertele-tele. Gak usah pusing tarik ulur dan nebak-nebak. but i guess they just don't know how complicated my mind dan seberapa panjang pikiran gue terhadap suatu keputusan. i'm not that easy.
Can you imagine? Melihat orang-orang disekitar banyak yang gagal dengan suatu hubungan yang sudah bisa dibilang taraf hubungan paling mentok dalam keseriusan, komitmen sehidup semati yang dibuat bertiga antara dua orang dan Tuhan namun tetap masih ada celah untuk berbagai “alasan” seperti pengkhianatan. Itu benar-benar menakutkan bagi gue.
Mungkin untuk beberapa orang emang semudah itu dengan kata-kata mainstream untuk memulai suatu hubungan yaitu "jalanin aja yekan", but GEEZ.. trust me.. it's not that easy actually dengan metode jalanin aja itu. i do love the main concept of JALANIN AJA tapi lebih ke part "straight to the point" gak bertele-tele. Gak usah pusing tarik ulur dan nebak-nebak. but i guess they just don't know how complicated my mind dan seberapa panjang pikiran gue terhadap suatu keputusan. i'm not that easy.
Can you imagine? Melihat orang-orang disekitar banyak yang gagal dengan suatu hubungan yang sudah bisa dibilang taraf hubungan paling mentok dalam keseriusan, komitmen sehidup semati yang dibuat bertiga antara dua orang dan Tuhan namun tetap masih ada celah untuk berbagai “alasan” seperti pengkhianatan. Itu benar-benar menakutkan bagi gue.
When my parents got divorced gue sadar hal itu yang gue doakan juga ternyata, gue gak mau ada toxic di kehidupan
orang tua gue so, I decided to pray to God to separated them, untuk melihat
kebahagian mereka dijalan masing-masing yang juga merupakan kebahagian gue.
Gue paham arti kata divorced diantara orang dewasa waktu masih SD, gue memupuk
berbagai pikiran sendiri sampai gue ngerti tentang itu seiring bertambah umur gue. Lama - kelamaan menurut gue, ya lebih baik gak married daripada getting married with the wrong
person, pikiran – pikiran itu terus menghantui gue sampai pada akhirnya muncul lah rasa takut
menghadapi pernikahan di masa depan nanti and I think i have an issue inside me (the
trust and anxiety ones). Mungkin karena saat itu bertahun-tahun gue terus mikirin itu
sendiri dan mencoba mengerti sendiri dan gue rasa itu yang membuat gue kebal dengan
kebahagian suatu pernikahan, It's impossible to have happily ever after life isn' it? rasanya tanggung jawab dalam pernikahan begitu
besar dan berat. Gue takut menaruh percaya kepada seorang lelaki atas seluruh
hidup gue di atas nama Tuhan, and also I’m scared of giving the worst thing to
my future generation.
Gue rasa juga fase pernikahan dan esensi tiap orang
atas pernikahan jelas berbeda dan gak bisa diukur dalam pernikahan aja. And since gue udah berumur 21 tahun gue pun masih belum menemukan esensi dari pernikahan selain
mengetahui kalo fase pernikahan itu ya perubahan atas tanggung jawab dan komitmen.
Well, i know it sounds cliche tapi gue sempat memikirkan pernikahan impian, dulu gue mau nikah muda at least umur 22. memimpikan hidup dengan seseorang di satu atap yang sama selama 24 jam setiap harinya, menikmati sore sambil minum teh atau kopi di teras rumah, listen to our favorite love songs and any romance stuff pada umumnya. Bahkan gue masih sempet kok mengandai-ngandai "kalo gue punya suami..." "kalo gue nikah.." "wedding playlist gue pokoknya harus ada ini..." hahaha
They all say love is so... well, romantic. the prince has to kiss sleeping beauty awake, romeo & juliet die together but don't live together, countless movies of crying and kissing and "i miss you".. "you've always been the one"... distance, time, pain.
Maybe i expected something like that? i don't know, it's easy to lose track of the times i've redefined love. it's not the movies, i'd remind myself in each fight. it's not toxic, i'd remind myself when another fell apart and i still don't know exactly how it feels.
compromise, people tell me. understanding. honesty.
Oh, how i wish i still believe in true love..
Tapi, apa emang sekedar itu ya? untuk menikmati itu semua? gue harus nikah dulu, gitu? Dan, setelah gue telusuri pertanyaan yang ada dipikirkan gue dan gue mengaitkan dengan realita yang ada ya jawabannya tentu 100% iya. Harus. i need to get married first. but why? pikiran gue itu membawa gue ke Agama, gue memeluk agama yang enggan memungkinkan gue untuk menikmati hal-hal seperti itu tanpa melalui ikatan pernikahan. Alhamdulillah, seluas-luas nya cara gue memandang suatu hal dan sejelek-jeleknya gue dalam memenuhi perintah agama gue ya mau bagaiamana pun itu tetap jadi pilihan hidup gue untuk mengikuti perintah-Nya, salah satu nya perihal pernikahan tersebut.
Again and again, a reminder to myself and everyone who read my blog menikah itu tentang semua kesiapan, siap atau tidak menerima semua yang akan terjadi dalam membangun rumah tangga nantinya. Jadi lebih baik gue maupun lo yang baca ini kasih waktu ke diri sendiri yang lebih lama lagi. Let me chase my better version first, itu yang selalu gue ingetin ke diri gue sendiri akhir-akhir ini. Sebelum gue memulai langkah lagi mempunyai hubungan baru yang lebih serius nantinya dan tentunya dengan orang yang bisa membuat gue untuk kembali percaya.
Gue pernah baca kutipan ditwitter dari Tom Hardy "jangan biarkan orang lain membuatmu terburu-buru dengan garis waktu mereka."
So, do i....
Maybe I'm not interested in getting married, at least for now. But who knows in the future?
Gue pernah baca kutipan ditwitter dari Tom Hardy "jangan biarkan orang lain membuatmu terburu-buru dengan garis waktu mereka."
So, do i....
Maybe I'm not interested in getting married, at least for now. But who knows in the future?
0 comments