The Past, The Present, and The Possible
Hai.. apa kabar semuanya? semoga masih sehat-sehat ya.. kali ini, izinkan gue kembali menulis bebas dan lepas di blog gue yang udah jarang banget kesentuh since gue udah kerja full time yang kerjaannya juga nulis tiap hari 😅
Ada sebuah cerita, tapi semua orang pasti akan menebak kalau ini bisa jadi curhatan pribadi gue based on my own experience, tapi belum tentu juga.. bisa aja ini cuma my free thoughts yang i'd like to share with everyone..
Dari dulu yang gue tau ketika ada orang yang lagi merasa gak nyaman sama perasaannya sendiri pasti obatnya adalah Lari. Lari dari perasaan itu, misal: sedih lalu ngemil, marah lalu shopping, kangen lalu mabuk, cemburu lalu nangis.
Obatnya enggak tepat, jadi akan terus berulang karenanya buat gue sendiri yang udah pernah nyobaiin itu semua rasanya perlu belajar untuk menemui rasa di dalam. Selama ini gue terus berusaha menemui rasa didalam yang gue rasakan, walaupun rasanya luar biasa dibuat sakit, membaik, sakit lagi, dan membaik sampe akhirnya gue tau kapan harus bisa control perasaan itu dan bagaimana rasa terbaik buat memendam perasaan gue bukan mengobatinya.
Kalo versi gue, sampe saat ini.. diam. Silence emang buat orang lain akan menyiksa tapi itu juga obat yang paling terbaik buat gue saat gue gak mampu mengungkapkan apa yang gue rasa dan apa yang mau gue sampeiin selain diam dan menuliskan nya lewat tulisan diblog ini 💪
And in the present ini gue ngerasa lagi gak baik-baik aja, mungkin orang-orang yang suka baca Blog gue tau jelas i'd like to write about love life dan yang paling terakhir adalah blog gue tentang Married singkat cerita setelah berapa lama sempat lupa rasanya indah jatuh cinta seperti apa here we go again i met somebody from my past and we fell in love.. lagi-lagi kalau kata orang jangan pernah nerima seseorang dari masa lalu kalau gak mau ending yang sama, tapi gue keliru gue berpikir gimana kalau justru orang ini udah jadi the best version of his self daripada yang dulu? jawabannya.. no one knows. I expected something to believe in love again with him.
Karena ini pas banget tentang masa lalu atau the past bahasa inggrisnya, ternyata setelah meng-analyst diri sendiri setahun kebelakangan ini dalam menghadapi kehidupan percintaan sendiri gue gak suka berurusan dengan masa lalu. Walaupun ada orang yang bilang kalo kita harus paham masa lalu seseorang adalah miliknya, tapi masa sekarang dan masa depan adalah milik kalian berdua bagi yang punya pasangan.
Tapi buat gue, walaupun masa lalu adalah milik dia dan milik gue setidaknya kita harus sama-sama menutup rapat masa lalu. Bukannya terlalu buang waktu untuk diajak balik ke masa lalu? Karena masa lalu bisa jadi boomerang untuk masa depan karena dari masa lalu rasa sakit dan bahagia bisa kembali bermunculan karena selama ini orang-orang yang berusaha move on dari masa lalunya nggak beneran move on, mereka akan terus melanjutkan untuk tetap hidup dengan kenangan yang hanya mulai nge-blur dipikiran namun nggak benar-benar hilang.. cuma berusaha ikhlas untuk hidup berdampingan dengan kenangan itu mau baik ataupun buruk, yang berarti gak ada yang benar-benar hilang dari masa lalu.. semuanya tersimpan rapih dengan porsinya ditempatnya masing-masing. Yang ada bikin dua-duanya jadi sakit dan gak nyaman.
Lately i feel like gue mulai benci dan takut at the same time sama masa lalu. Karena masa lalu bisa jadi sesuatu yang jahat yang mungkin merampas kebahagian masa sekarang dan masa depan atas seseorang. Gue yang sekarang masih sama seperti yang dulu, i'm an overthinkers pikiran-pikiran yang mengantui dan dan ketakutan ini akan selalu muncul ternyata , i still have an issue inside me (the trust and anxiety ones) all over again.
No hates and no offense, i truly just wanna share it..as an example if I never imagined it before any dramas scenes like in the movies or in the book waktu gue dan pasangan gue lagi jalan ke suatu tempat dan disana gue melihat secara langsung orang yang membuat gue untuk kembali berusaha jatuh cinta dan ingin percaya sama happy ending in "a relationship", he is nge-freeze setelah melontarkan kalimat "itu mantan gue" badannya gak bergerak untuk maju jalan kedepan selama sekian detik pandangannya ngeliat ke berapa meter kedepan yang jaraknya pun masih sejauh itu "in a crowded places" rasanya gue mau bilang juga ke dia moment barusan itu romantis buat dua orang yang punya cerita dimasa lalu "in a crowded room all i see is you" what a romantic lines cocok banget kan? sarcastic tapi sampe akhirnya gue memberanikan diri mengeluarkan suara dan ngeliat kearahnya "terus kenapa?" ya.. kenapa? apa pas kita ketemu mantan berarti semuanya kenangan itu akan kembali dan kita sejenak lupa sama the present and the possible yang ada disekitar kita saat itu? gue ngga tau jawabannya, karena gak pernah terjadi sama gue tapi setelah gue berusaha membayangkan jika itu terjadi sama gue hal yang sama dengan kondisi yang bener-bener sama seperti itu i'll keep quiet, i'll respect the one who stay beside me without bringing any past things that might hurt her/him, because at that time i was shocked and feel a little bit hurt.. oh here we go again yang gue pikirin adalah "looking back at your history with her, looking at your reaction meeting her in the crowded places, i was thinking how am i supposed to compete with what you "had" with her? even both of you had a toxic relationship back then" i wish i could say it to him that time.. itu hal pertama yang terjadi dan gak pernah gue bayangkan akan terjadi sama gue even it's just a little tiny things but it matter gimana cara lo akan menyikapi kelanjutan hubungan lo dengan orang ini you're gonna remember that pain that he made in some phase of your relationship. See? masa lalu malah memunculkan luka baru buat orang yang ada di masa sekarang kalian...
Apalagi dengan kondisi diri gue yang gue anggap menderita an issue the trust and anxiety ones dan lagi-lagi mengingat childhood traumas yang pernah terjadi ini bener-bener punya efek luar biasa terhadap love-life gue yang udah lama gak pernah gue rasaiin.. gue susah berkomunikasi dengan pasangan gue untuk mengungkapkan semua hal yang gue rasakan itu bener-bener susah.. i'm struggling my own untuk bisa ngelakuiin itu demi mencapai cita-cita punya healthy and happy relationship, i expected something like that. Tapi ternyata enggak semudah itu.. buat gue.. yang terbiasa dari kecil selalu menahan perasaan, yang perasannya gak pernah ditanyaiin sama siapa-siapa, dan gak pernah mengungkapkannya ke siapa-siapa juga. Emptiness is all, it raised me as i am.
Semua orang emang punya masa lalu; yang buruk, yang baik, yang indah, yang susah buat dilupaiin. but then it's just the past. bukannya kalo dia emang yang tepat putar balik gak akan pernah sempat?
di dalam sebuah buku ada alur maju mundur dan sebuah hubungan juga gitu.. aren't we supposed to fokus ke ending? mau sama yang kayak dulu? atau with the present one yang akan jadi the possible one in the future?
Sekarang, every little things about his past matter buat gue sama seperti waktu gue tau fakta dimana his past yang masih DM bilang kangen sama kenangan mereka berdua, nelfon secara diam-diam, nge WhatsApp ngajak ketemu, walaupun pasangan gue selalu bilang itu sama gue dan gue gak bisa bereaksi apa-apa karena itu something yang i can't control dan dilain hal gue juga ga akan suka kalau dia malah menutupi dan gak nyampeiin itu ke gue kaya sekarang dan yang paling terakhir ternyata sampe tiba dimana gue gak sengaja atau mungkin dikasih clue sama universe nemuiin kalau dia masih sempat mention nama mantannya kedalam sebuah kesimpulan cerita di instastory akun curhatnya yang membuat gue berpikir, ini mungkin emang sepele tapi lagi-lagi "wisata masa lalu" nya masih terus ada kuat dikenangannya ya.
If they did it once, they'll do it again, right?
It's like once you've been hurt, you're so scared to get attached again. Like you have this fear that every person you start to love is going to break your heart. But aren't relationship isn't always rainbows and butterflies? Semoga gue gak sampe ditahap dimana before i give up on anyone, i try and i try and i try and i try until i no longer can try anymore.. or you keep forgiving someone until you unlove them..
Dear you, please be kind and don't ever hurt my little fragile soul again.. aren't i still get a chance to deserve the kind of love that is kind to me? i'm sorry if i'm too fragile for you. i just wanted to be loved all for myself, i know this is too much to ask, but still i am hoping that you love me enough to do this, to stay, and to be a little more patient.
Gue lagi nanya ke diri gue sendiri, hey you kenapa lo se-fragile dan se-selfish ini sih kalo tentang perasaan? you end up blaming the love that you've felt to him... this wasn't supposed to happen, i wasn't supposed love him like this am i? i know the scariest feeling is when my heart discover a new feeling it never felt for anyone else. And another question is "what if..?" "what if..?" kalau posisinya itu gue, "what if..?" gue juga masih terus menyebut my past dibeberapa kesempatan? will he felt the same way as i am right now? disaat i'll try my best and i've passed the hardest time of each years just to buried every single memories of my beautiful past and trying to never mention his name for a few years.. tapi my present justru melakukan hal yang berbeda... mungkin cara tiap human being memang berbeda ya? please don't make me trying to get back to reach out and remembering my past, again.
They say the key of healthy relationship is a good communication, yeah gue pikir communication is good... but understanding is everything, dibandingkan punya komunikasi yang baik saat ini gue selalu menjadi pasangan yang memahaminya karena buat gue lewat komunikasi kebohongan bisa aja muncul tapi ketika kita memahami dan peduli dengan sepenuh hati how much we love this person and we care about him/her.. it is what matter.
Relationship is hard ya? kita harus put effort dan pasti nya ada sacrifices need to be made. Banyaknya cobaan dan berusaha menyampingkan ego entah untuk keberapa kalinya. Tapi ya beginilah, adult phase yang harus dijalani dan fase mempertanggung jawabkan keputusan diawal ketika gue mengiyakan untuk "memulai kembali" sambil terus berdamai dengan childhood trauma yang entah kapan akan membaik, tapi yang jelas i'll try learning and growing through this relationship walaupun terus merasa sakit dalam ngelawan rasa-rasa sakit hasil childhood traumas gue the trust and the anxiety ones.. i wish akan tiba saatnya if he become The Possible one yang nantinya gue akan siap untuk bisa berekspresi dan berkomunikasi lancar tentang What made you, what made him, what hurt you, what hurt him, what changed you, what changed him. What truly matter for you, what truly matter for him.
Sebenarnya tulisan ini pengalihan aja supaya gue gak ngabisin air mata dan cuma buat criticize supaya orang-orang gak terjebak sama masa lalu dan akhirnya kehilangan masa sekarang yang mungkin jadi masa deopannya hanya karena kenangan masa lalu yang terus nge-ghosting, buat gue nginget-nginget masa lalu itu adalah pilihan yang sama kaya saat lo milih single atau akhirnya mutusin buat jalanin hubungan baru, sama ketika gue memilih berhenti hidup dan berhubungan dengan membandingkan seseorang dimasa lalu gue dengan seseorang yang di masa sekarang tanpa mengingat sedikitpun dan membawa nama seseorang in the past gue itu di masa sekarang.
Will you be the possible one? or in the end you're gonna be the past? to make me learn more..